Samarinda- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan lahan pinjam pakai seluas 6.716 m2 milik Kementerian Sekretariat Negara di Anjungan Daerah Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Pinjam pakai lahan itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama dilakukan Sekda Sri Wahyuni sebagai pihak kedua dan Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama sebagai pihak pertama.
“Setelah perjanjian kerja sama ini, kita akan mendukung TMII untuk menjadi wajah baru nusantara dengan empat pilar, green, culture, smart dan inclusive,” kata Sekda Sri Wahyuni di Samarinda, Rabu.
Sri Wahyuni menjelaskan Pemprov Kaltim mendapat lahan pinjam pakai seluas 6.716 m2 untuk waktu lima tahun ke depan. Lokasi TMII sendiri berada di Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
“Kita hadirkan promosi, informasi dan edukasi seni budaya 10 kabupaten dan kota, termasuk contoh bangunan Titik Nol Ibu Kota Nusantara,” jelas Sri Wahyuni.
Ia mengatakan Pilar green (hijau) adalah komitmen mewujudkan TMII sebagai kawasan hijau.
“Jadi konsepnya 70 persen ruang terbuka hijau dan 30 persen bangunan,” jelas Sri Wahyuni.
Bangunan yang akan dihadirkan di area Kaltim, selain contoh Titik Nol IKN, juga ada bangunan-bangunan khas. Mulai lamin adat Dayak, Masjid Shiratal Mustaqim Samarinda Seberang, Rumah Dahor Balikpapan, Museum Tenggarong dan lainnya.
Pemprov Kaltim juga memberikan ruang dan kesempatan bagi 10 kabupaten dan kota di Kaltim untuk menampilkan serta mempromosikan keunggulan seni budaya, termasuk potensi pariwisata dan produk kulinernya di anjungan Kaltim dengan waktu yang telah diagendakan.
Sementara Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama mengajak 34 provinsi menjaga dengan baik barang milik negara dan memanfaatkan sebaik-baiknya.
“Kami harapkan semua peduli dan tidak mengubah fungsi dan/atau penurunan nilai objek barang milik negara di sini,” pesan Setya Utama.
Dia juga berpesan dengan semangat menghadirkan wajah baru nusantara, TMII diharapkan bisa terus menghadirkan inovasi dan edukasi dengan harga tiket yang terjangkau.
Sementara pihak pengelola berjanji akan mendorong TMIl ke depan menjadi museum hidup terbesar di dunia.
“TMIl akan menjadi the biggest folk museum in the world. Satu tujuan, banyak pengalaman. Dan tidak akan pernah habisnya membahas Indonesia,” kata Dirut PT Bhumi Visatanda Claudia Ingkiriwang, selaku pengelola TMII.(Adv/Diskominfo Kaltim)