SAMARINDA, SSCNews – Plh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Sekprov) Jauhar Effendi mengikuti Rapat Koordinasi Harian Satgas Oksigen secara virtual bersama Dinas Kesehatan Kaltim dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop), serta PT Samator pada Selasa (27/07/2021) di Ruang HoB Kantor Pemprov kaltim.
Rapat tersebut juga dipimpin oleh Wakil Menteri Kesehatan. Diketahui, Satgas Oksigen dipimpin oleh sekda atau asisten sekda yang membawahi bidang ekonomi dan bangunan. Jauhar menyatakan, dari 58 rumah sakit di Kaltim, 43 rumah sakit melaporkan stok oksigen berpotensi habis dalam dua hari ke depan.
“Berdasarkan data yang masuk lewat Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) saya laporkan, dari 58 RS yang ada di Kaltim, 43 RS yg sudah melaporkan pemakaian, ketersediaan dan estimasi stok akan habis,” katanya.
Jenis oksigen cair yang berpotensi akan habis diantaranya, tabung kecil (1m3) akan habis pada 2 hari, tabung sedang (2m3) akan habis pada 2 hari, dan tabung besar (6m3) hanya mampu bertahan sampai satu hari ke depan. Kelangkaan ini didasari oleh 2 permasalahan yang terjadi di Kaltim. Pertama, seluruh keperluan oksigen rumah sakit dipasok PT Samator. Dengan adanya peningkatan tajam atas permintaan oksigen, sehingga menyebabkan defisit pasokan. Kedua, kurangnya jumlah tabung oksigen.
“Kami (Pemprov) memohon kepada pemerintah pusat untuk menambah peralatan penghasil oksigen konsentrator, terutama untuk RS di Kubar dan Mahulu. Karena kalau pakai tabung oksigen waktunya terlalu lama. Kami memohon peminjaman tabung oksigen dari perusahaan besar dan memohon perusahaan, terutama BUMN, yang bisa produksi oksigen untuk membantu keperluan RS,”jelas Jauhar yang juga selaku Asisten Pemerintahaan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Sekprov Kaltim.
Jauhar juga menceritakan, arahan Direktur Industri Kimia Hulu bahwa pemerintah daerah bisa membuat surat permintaan oksigen kepada pimpinan BUMN setempat yang memproduksi oksigen.Apabila pimpinan perusahaan tidak bersedia, pemerintah daerah langsung melapor ke Direktur Industri Kimia Hulu.
Dikonfirmasi secara terpisah, Wali Kota Samarinda Andi Harun mengungkapkan, Pemerintah Kota Samarinda (Pemkot) saat ini sedang berkoordinasi dengan TNI – Polri untuk menelusuri penyebab kelangkaan oksigen di Kota Samarinda.
“Sementara sedang koordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk melihat apakah kelangkaan atau ke lonjakan harga ada unsur kesengajaan atau unsur kekuatan melawan hukum. Mudah-mudahan dalam sehari atau dua hari ini teman-teman di Polresta sudah bisa memberi informasi kepada saya, kita juga sudah buat satgas oksigen kan,” jawabnya secara singkat pada Rabu (28/07/2021) di Gor Sempaja. (Disya/dil)