Kadang ada saja kawan yang curhat soal sikap orang lain yang meremehkan dirinya. Ada yang diremehkan jabatan dan status sosialnya. Ada yang diremehkan soal harta. Ada pula yang diremehkan soal ilmu (kepintarannya). Dan masih banyak lagi.
Kalau menurut saya sih simpel saja cara menghadapi orang yang suka meremehkan kita itu. Tak perlu protes kepada mereka karena itu hak mereka, kita tak berhak memaksa mereka harus menganggap kita hebat dan harus menghormati kita. Soal meremehkan ataukah menghormati itu soal perasaan mereka, kita tak punya hak buat memaksa orang lain.
Jadi bila ada orang yang meremehkan, apalagi peremehan itu diserta kalimat pelecehan dan penghinaan, ya terima saja dengan konsekuen dan konsisten. Artinya ikuti saja maunya orang tersebut. Jangan balas menghina dan bersumpah serapah. Tenang saja.
Bila dia meremehkan kita soal harta misalnya. Ia menghina kita dengan sebutan miskin. Ya kita terima saja penghinaan itu dan kita bersikap konsisten. Kalau dia minta bantuan dalam bentuk harta jangan diberi, karena memberi orang seperti itu namanya kita yang tak tahu diri. Masak orang miskin kok sok dermawan menolong orang tajir. Penghinaan namanya itu. Nggak boleh menghina orang.
Atau kita diremehkan dalam soal ilmu. Kita dibilang bodoh, nggak cerdas, tak banyak pengetahuan. Ya, terima saja dengan hati lapang. Tidak perlu marah. Tapi saat ia meminta nasihat atau bertanya soal sesuatu ilmu, ajaklah dia konsisten dan konsekwen dengan celaannya kepada kita. Jangan kita sok cerdas dengan menasihati atau mengajari dia. Dia orang pandai tak layak kita mengajarinya.
Demikianlah bila kita dihina dengan berbagai vonis atau tuduhan. Tak perlu marah. Cukup berikan kepadanya apa yang dia mau. Dia sebagai orang yang mulia, tentu tak pantas berteman dengan orang hina seperti kita. Makanya jauhi dia supaya dia tak merasa risih berkawan dengan kita. Biarlah dia berkawan dengan orang-orang yang “sekufu” (selevel) saja.
Jadi, simpel saja menyikapi orang-orang yang meremehkan kita diserta penghinaan dalam hal apa saja. Berikan apa yang dia mau beserta konsekuensinya. Bila dia memang menganggap kita tak layak berteman dengan dia, ya turuti saja. Kita harus tau diri dengan status kita sendiri. Jangan berteman dengannya, karena masih banyak orang lain yang selevel.
Wallahu a’lam
(Abu Muhammad)