Diskominfo-Kaltim

Jadikan Hudoq Kawit Kalennder Event Pariwisata

Loading

SAMARINDA. Walikota Samarinda Syaharie Jaang terus mengapresiasi event-event kebudayaan yang terus dilaksanakan di kota Samarinda, selain sebagai langkah kelestarian juga memberi efek domino terhadap dunia pariwisata.
Seperti halnya kegiatan Upacara Adat Dayak Bahau Hudoq Kawit kota Samarinda dengan disaksikan  ribuan yang pengunjung tumpah ruah, baik dari sisi Museum Samarinda maupun Taman Samarendah menyaksikan kemeriahan gelar upacara adat Dayak Bahau Hudoq Kawit, Minggu (17/11) sore lalu.
Walikota Samarinda Syaharie Jaang bersama isteri Puji Setyowati, kepala Dinas Pariwisata I Gusti Ayu Sulistiani pun ikut bergembira menari Hudoq mengenakan pakaian khas Dayak.
Tak hanya itu, Jaang yang juga ketua umum Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) Kaltim pun ikut dalam upacara sakral mengenakan pakaian dan topeng Hudoq.
Jaang mengharapkan gelar upacara adat ini walaupun bukan dia lagi memimpin bisa tetap dilaksanakan.
“Selama masih ada menugal padi, upacara ini tetap ada. Kegiatan ini juga untuk melestarikan budaya kita. Kalau bukan kita, siapa lagi yang melestarikan,” tandasnya.
Makanya Jaang merasa bangga banyaknya pengunjung yang menyaksikan upacara ini.
“Yang ikut menari pun banyak. Dari anak, remaja hingga orang tua. Ini juga upaya melestarikan. Dengan anak-anak ikut menari sudah luar biasa. Tapi walaupun tidak menari, diajak nonton juga sudah bagus untuk mengenalkan budaya kita. Jangan sampai 20-30 tahun mendatang tidak ada lagi ini,” pungkas Jaang.
I Gusti Ayu sendiri senada dengan yang disampaikan Walikota Samarinda.
Menurut wanita kelahiran Pulau Dewata ini akan memasukan dalam kalender event Dinas Pariwisata.
“Luar biasa antusias peserta dan para penonton. Ini akan menjadi kalender event Dinas Pariwisata kota Samarinda,” ucap Ayu demikian I Gusti disapa.
Menurutnya Dinas Pariwisata selalu mendukung berbagai kegiatan yang tujuan untuk melestarikan budaya dan mempromosikan daerah, sehingga memberi andil di sektor pariwisata dalan arti luas.
“Disamping komitmen pelestarian budaya, mari kita menjadikan kebudayaan sebagai aset wisata yang memiliki nilai ekonomis,” pungkas Ayu.(***)