Samarinda – Sebanyak 400 sekolah baik PAUD, SD, maupun SMP di Kota Samarinda, telah dilakukan vaksinasi COVID-19 dengan tingkat vaksinasi paling banyak pada SMP yang mencapai 95 persen siswa.
“Untuk siswa SMP sampai hari ini sudah 95 persen yang dilakukan vaksinasi baik dosis 1 maupun dosis 2. Kami terus melakukan vaksinasi sampai tercapai 100 persen siswa,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadin di Samarinda, Rabu.
Untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pun telah 95 dilakukan vaksinasi dari total target 9.400 guru dan tenaga kependidikan mulai PAUD, SD dan SMP baik negeri maupun swasta.
Menurutnya, atas dasar tingginya tingkat vaksinasi tersebut, maka per 3 Januari 2022 pihaknya telah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM), sambil tetap mengingatkan sekolah untuk terus menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Prokes yang terus diingatkan adalah selalu menggunakan masker, menjaga jarak aman, sering mencuci tangan menggunakan sabun, dan beretika ketika batuk maupun bersin.
Soal kebersihan dan menjaga etika, lanjutnya, bahkan harus terus diterapkan warga sekolah sampai kapan pun meski COVID-19 kelak tidak ada lagi, seperti harus rajin mencuci tangan dan beretika ketika batu maupun bersin.
Dalam proses belajar mengajar PTM itu, tidak semua siswa langsung masuk, tapi jadwalnya diatur per separuh siswa, kemudian jam belajar ada yang hanya tiga jam per hari sampai ada yang enam jam per hari, menyesuaikan dengan kondisi sekolah.
Selain itu, pihak sekolah pun menyiapkan alat pengukur suhu tubuh, sehingga baik guru, tenaga kependidikan, hingga siswa yang akan masuk ke sekolah pun suhu tubuhnya dideteksi dulu menggunakan alat tersebut.
Asli yang mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Samarinda ini mengatakan pihaknya menyiapkan PTM ini sudah sejak lama, mulai persiapan sekolah, guru, hingga meminta persetujuan orang tua murid.
Sementara Gheffin, siswa kelas VII F SMPN 37 Samarinda, saat ditanya pertama kali PTM mengaku awalnya canggung dan agak malu ketemu dengan teman baru, karena semenjak ia daftar di sekolah hingga kemarin, selalu mengikuti pelajaran secara daring.
“Awalnya saya lebih enak belajar daring, tapi masuk sekolah langsung ternyata enak juga walau tadinya ada rasa malu. Aku tadi juga berani memimpin baca doa sebelum pulang,” kata Gheffin. (Antara)