Samarinda- Pengiat media sosial Edy Mulyadi membuat pernyataan yang bersifat melecehkan ketika menanggapi rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, ucapannya menimbulkan reaksi sejumlah tokoh Suku Dayak di Kalimantan.
Salah satu Ormas yang angkat bicara adalah Persekutuan Suku Asli Kalimantan (PUSAKA) menyampaikan pernyataan sikap atas ucapan Edy Mulyadi yakni mengecam dan menyayangkan.
“Dewan Pimpinan Pusat Pusaka mengecam dan menyayangkan sekali ucapan yang dibuat Edy Mulyadi yang telah beredar di media sosial,” kata Ketua DPP Pusaka , H. Abdunnur, di Samarinda, Rabu.
Ia mengatakan narasi yang diucapkan Edi Mulyadi sangat tidak beradab, tidak menghargai nilai keberagaman, melanggar adat istiadat, budaya, kearifan lokal, serta tidak menjaga roh persatuan dalam bingkai NKRI.
“Walaupun saudara Edy Mulyadi telah mengklarifikasi pernyataannya dengan disertai permintaan maaf, namun tampak yang bersangkutan tidak mencerminkan rasa bersalah,” katanya.
Pusaka menilai Edy Mulyadi hanya melakukan pembenaran dan tidak dilakukan secara formal dengan melibatkan media nasional.
Abdunnur menegaskan bahwa Pimpinan Pusat Pusaka siap mendukung dan mengawal pemerataan pembangunan nasional khususnya pembangunan di Kalimantan agar dilaksanakan secara berkeadilan, sehingga sejajar dengan daerah lain di Indonesia.
Dia juga menghimbau kepada semua warga Kalimantan agar tidak terprovokasi dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab , tetap teguh menjaga roh persatuan dalam keberagaman yang terbingkai dalam NKRI.
DPP Pusaka menginstruksikan kepada semua jajaran struktural Pusaka di seluruh kalimantan, baik dari tingkat DPP, Dewan Pimpinan Wilayah, sampai Pimpinan Cabang, serta struktural yang ada di luar kalimantan untuk tetap menjaga kondusifitas di daerahnya masing-masing, dan tetap menjaga harkat dan martabat sebagai warga negara .
Pernyataan sikap yang disampaikan Ketua Umum DPP Pusaka didampingi Sekretaris Helmi Gais, serta jajaran pengurus lainnya, meminta Polri segera memproses Edy Mulyadi sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Kami tidak ingin dikemudian hari terjadi lagi ada pernyataan-pernyataan melalui media sosial yang sifatnya menimbulkan perpecahan,” kata Abdunnur .
Pewarta : Akmal
Editor : Rhd