Belajar Menulis dengan Metode ATM

Loading

 

 

Samarinda- Menulis merupakan kegiatan produktif untuk menuangkan ekspresi jiwa seseorang dalam bentuk tulisan. Menulis termasuk dalam keterampilan berbahasa yang paling sulit karena untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik diperlukan penguasaan terhadap keterampilan berbahasa yang lain yaitu membaca dan menyimak.

 

Semakin sering membaca dan menyimak maka akan mempermudah seseorang untuk menuangkan ide, gagasan, dan kreativitas dalam bentuk tulisan.

 

Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis harus melalui proses belajar dan berlatih. Oleh karena itu, semakin sering belajar dan berlatih tentu semakin cepat terampil. Seseorang yang sudah biasa menuliskan sebuah ide, gagasan, pendapat, atau perasaan, maka orang tersebut akan mengalami kemudahan dalam keterampilan menulis.

 

Berbeda halnya jika seseorang jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah membuat karya tulis, tentunya orang tersebut akan mengalami kesulitan ketika diminta untuk menulis.

 

Ada cara yang dapat dilakukan untuk melahirkan ide dalam membuat tulisan yaitu dengan mencari sumber referensi, membaca, melihat, mengamati, dan belajar dari pengalaman. Ide merupakan bentuk yang masih abstrak dan berada di angan-angan.

 

Apabila tidak terbiasa, maka seseorang akan kesulitan dalam menuangkan ide yang bersifat abstrak tersebut ke dalam tulisan nyata. Perlu adanya visualisasi dan konkretisasi hal yang bersifat abstrak tersebut sehingga dapat digapai secara nyata.

 

Jika muncul ide, hal yang pertama dilakukan adalah menulis ide tersebut dan disusun menjadi kerangka karangan.

 

Metode yang dapat diterapkan dalam belajar menulis adalah metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Metode ATM adalah metode belajar berbasis pengalaman yang menekankan pada keterlibatan dan keikutsertaan peserta didik secara langsung pada hal yang dipelajari atau topik tertentu yang ingin dikembangkan dalam bentuk tulisan.

 

Munculnya metode ATM untuk belajar menulis didasari oleh kendala yang dihadapi peserta didik ketika belajar menulis.

 

Kendala tersebut adalah kurangnya kemampuan peserta didik menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan. Hal ini karena peserta didik mengalami kesulitan dalam mengonkretkan ide yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan.

 

Apakah ATM Termasuk Plagiat?

Plagiarisme merupakan bentuk pelanggaran ketika seseorang menggunakan ciptaan orang lain dan ciptaan tersebut diakui sebagai ciptaannya. Dewasa ini ATM sering kali dijadikan pembelaan dalam tindakan yang dianggap plagiarisme.

 

Ada anggapan bahwa ATM sebagai suatu justifikasi untuk melakukan plagiarisme dengan merasa bahwa prosesnya ATM telah dilaksanakan dan menghasilkan suatu ciptaan yang telah bebas dari plagiarisme. Dalam dunia industri, ATM adalah praktik yang umum dilakukan. Pada dasarnya prinsip ATM adalah untuk mempelajari dan meniru sebuah ide yang telah ada, kemudian dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru dan berbeda.

 

Lalu, apakah prinsip ini menjadikan ATM sebagai sesuatu yang ilegal? Tentu saja tidak. ATM menyertakan proses berpikir untuk memodifikasi objek yang sudah ada menjadi sesuatu yang unik, sedangkan dalam proses plagiat tidak pernah ada proses tersebut.

 

Beberapa orang tampaknya masih kurang mampu membedakan konsep modifikasi dan plagiarisme. Tak jarang kita melihat kasus kreator yang dicap plagiat, hanya karena mereka membuat karya yang mirip dengan satu atau dua karya terkenal.

 

Padahal, konsep plagiat sendiri tidak pernah ada hubungannya dengan kemiripan, tetapi lebih ke arah klaim palsu terhadap karya orang lain. Kalau berbicara pada konteks “kemiripan” berarti ada sesuatu yang dimodifikasi dan berbeda. Tidak benar-benar sama.

 

Kita tidak berbicara soal pencurian atau klaim palsu, tetapi berbicara soal upaya untuk menjadi berbeda. Jadi metode ATM bukanlah tindakan plagiat karena ada modifikasi setelah meniru.

 

Prinsip ATM (Ambil, Tiru, Modifikasi) dalam Pembelajaran

 

Prinsip ATM dalam pembelajaran diharapkan mampu menggali potensi dari setiap unsur yang terlibat dalam proses pendidikan secara maksimal agar mampu berkembang lebih maju dan mampu mengurangi perilaku negatif yang dapat membuang waktu. Berikut akan dijelaskan masing-masing tentang metode Amati, Tiru, dan Modifikasi.

 

1. Amati

Tahap ini merupakan proses mengamati objek yang hendak ditiru, baik secara langsung ataupun melalui media. Proses ini mencoba mengevaluasi dan menganalisis objek tersebut, melihat apa saja kekurangannya dan hal apa yang bisa dikembangkan.

 

Dalam pembelajaran menulis, langkah pertama adalah mengamati sebuah goresan pena kemudian membaca secara berulang-ulang. Sebuah goresan pena yang utuh, terdiri atas rangkaian ide-ide yang terdapat dalam paragraf.

 

Amatilah satu demi satu paragraf dalam sebuah goresan pena, ide pokok terkadang terdapat atau terletak di awal, akhir, tengah, ataupun keseluruhan paragraf.

 

Langkah kedua, catat ide pokok yang ditemukan di dalam sebuah kalimat singkat yang nantinya akan disusun menjadi sebuah outline atau kerangka goresan pena.

 

Dalam tahap ini kemampuan analisis kita diuji, seberapa tajam kita mampu menganalisis sebuah goresan pena, serta seberapa dalam kita mampu menyelami makna-makna yang tidak terkatakan dibalik rangkaian kata-kata.

 

2. Tiru

Proses ini merupakan proses meniru objek yang sebelumnya telah diamati. Proses ini harus didasari pengetahuan yang cukup mengenai pembuatan objek tersebut.

 

Meniru tanpa pengetahuan yang memadai dapat berbahaya karena akan dianggap sebagai penjiplakan dan bahkan pelanggaran hak paten/hak cipta terhadap suatu karya.

 

Makna meniru di sini bukan mengcopy-paste mentah-mentah goresan pena orang lain, melainkan meniru struktur yang dipakai oleh seorang penulis dalam menyajikan sebuah goresan pena.

 

Dengan kata lain, tiru bagaimana teknik penulis dalam membuat lead yang menarik, pola pengembangan paragraf yang dipakai, dan gaya bahasa yang digunakan. Dalam proses belajar boleh meniru prinsip yang dipakai penulis hingga meraih prestasi dalam tulisan.

 

3. Modifikasi

Setelah melakukan pengamatan dan peniruan maka prisnsip selanjtnya adalah modifikasi. Hal ini penting sebagai langkah lanjutan dalam pembelajaran karena sebagian orang terjebak sampai pada prinsip “tiru” sehingga akan melahirkan para “penjiplak”.

 

Meniru sesuatu sesuai dengan aslinya merupakan tindakan tidak terpuji jika hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan keuntungan bagi pribadi yang meniru. Objek yang hendak ditiru ditambal kekurangannya dan dikembangkan dengan potensi yang belum dieksplorasi.

 

Setelah kita mengamati serta meniru, saatnya kita melakukan modifikasi. Dalam tahap ini kita dituntut untuk benar-benar kreatif, gaya penulisan serta topik pemaparan boleh persis tetapi kita perlu punya sesuatu yang baru serta berbeda. Belajar menulis dengan metode ATM cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis.

 

Sebenarnya semua karya merupakan campuran dari satu atau dua ide yang telah ada sebelumnya dengan tambahan atau modifikasi yang diperlukan. Metode ATM bukanlah sesuatu yang salah dilakukan.

 

Pembelajaran dengan metode ATM mampu menciptakan proses belajar yang menyenangkan, dinamis, aktif, dan kreatif. Mari kita tumbuhkan semangat belajar khususnya dalam bidang menulis untuk perubahan diri kita yang lebih baik.

 

Share on whatsapp
Share on telegram
Share on twitter
Share on facebook
Share on pinterest
Share on print