OLEH: PONTJOWULAN H.I.A., M.Pd
(GURU SMK NEGERI 9 SAMARINDA)
“Tak Kenal Maka Tak Sayang” sebuah pepatah legendaris yang menyiratkan arti bahwa rasa sayang akan muncul jika saling mengenal. Demikian juga dengan kurikulum baru yaitu “Kurikulum Merdeka”. Mungkin sebagian kecil masyarakat sudah mengenal kurikulum tersebut, namun sebagian besar masyarakat belum mengenal karena kurikulum tersebut relatif baru. Melalui artikel ini penulis mencoba untuk mengenal lebih dekat dengan kurikulum merdeka.
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi krisis belajar selama pandemi Covid-19. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik dan ketimpangan kualitas belajar antar kelompok sosial ekonomi. Pemulihan sistem pendidikan dari krisis belajar tidak dapat diwujudkan melalui perubahan kurikulum saja. Sangat diperlukan berbagai upaya penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah, pendampingan bagi pemerintah daerah, penataan sistem evaluasi serta infrastruktur. Kurikulum juga memiliki peran penting karena kurikulum berpengaruh besar terhadap materi yang disampaikan guru dan teknik menyampaikan materi yang diajarkan kepada peserta didik. Oleh karena itu kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan memudahkan guru untuk mengajar dengan lebih baik.
Esensi Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar. Nadiem Makarim meyampaikan bahwa merdeka belajar merupakan konsep yang dibuat agar peserta didik dapat mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Jika dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda maka tolok ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama. Implementasi Merdeka Belajar merupakan terobosan Kemendikbud-Ristek untuk menciptakan sumber daya manusia unggul melalui kebijakan yang menguatkan peran seluruh insan pendidikan. Kebijakan ini diimplementasikan melalui empat upaya perbaikan yaitu (1) perbaikan pada infrastruktur dan teknologi; (2) perbaikan kebijakan, prosedur, pendanaan, dan pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan; (3) perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya; (4)melakukan perbaikan kurikulum, pedagogi, dan assesmen. Beberapa wujud dari empat pokok kebiajakan tersebut adalah penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penghapusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), dan mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Assesmen Nasional (Kompas.com, 2022).
Apa itu Kurikulum Merdeka ?
Menurut BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan), pengertian kurikulum merdeka adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Peserta didik dapat memilih pelajaran yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya. Kurikulum Merdeka diluncurkan oleh Mendikbud Ristek (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi perbaikan Kurikulum 2013. Sebelumnya kurikulum ini juga disebut sebagai kurikulum Prototipe yang merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk mencetak generasi penerus yang lebih kompeten dalam berbagai bidang.
Kurikulum Prototipe adalah bentuk sederhana dari kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek tertentu (Project Based Learnig). Kurikukum ini dimulai sejak tahun 2020 pada masa pandemi Covid-19, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar atau Kurikulum Prototipe telah diujikan pada sekolah penggerak dan SMK Pusat Keunggulan yang ada di Indonesia. Sekolah-sekolah yang yang telah menerapkan kurikulum ini hasilnya lebih maju jika dibandingkan dengan sekolah yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2013. Dengan demikian pemerintah berupaya mengembangkan kurikulum ini secara lebih lanjut demi penyesuaian strategi belajar di masa pandemi Covid-19.
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang dirancang sebagai opsi pemulihan pembelajaran setelah pandemi. Kurikulum Merdeka resmi diluncurkan oleh Nadiem Makarim pada bula Februari 2022. Tidak hanya meluncurkan Kurikulum Merdeka namun juga meluncurkan sebuah platform yang bernama Merdeka Belajar. Platform ini memiliki tiga fungsi yang berupaya membantu guru mengajar, belajar, dan berkarya. Selanjutnya diuraikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Literasi, Numerasi, dan Karakter Peserta Didik Selaras dengan konsep literasi dan numerasi yang digunakan dalam keibajakan Asesmen Kompetensi Nasional (AKM), literasi didifinisikan sebagai kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah serta mengembangkan kapasitas individu sebagai warga negara Indonesia.
2. Memudahkan Guru dalam Inovasi Pembelajaran dan Kepala Sekolah dalam Melakukan Evaluasi Diri Kesiapan sekolah untuk berinovasi salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan yang efektif yaitu kepala sekolah berserta tim manajemen membangun budaya belajar di kalangan guru-guru dan berbagai strategi digunakan untuk mentransformasi pembelajaran di kelas.
3. Meningkatkan Kapasitas Guna Menghasilkan Kebijakan Pendidikan yang Merata di Daerah Landasan utama perancangan Kurikulum Merdeka adalah filosofi Merdeka Belajar yang juga melandasi kebijakan pendidikan lainnya sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Strategis Kemendikbud-Ristek Tahun 2020-2024 (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020)
4. Menciptakan Iklim Kolaborasi di Bidang Pendidikan pada Lingkup Sekolah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Pusat Pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta kebijakan pendidikan yang secara langsung berpengaruh pada implementasi kurikulum adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan Standar Proses sebagai rujukan dalam perancangan kurikulum (Merdeka.com, 2022).
Keunggulan Kurikulum Merdeka
Menteri Nadiem Makarim menyampaikan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka. Pertama, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kedua, guru akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Ketiga, peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik tidak ada program peminatan di SMA dan peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, serta aspirasinya. Keempat, sekolah memiliki kewenangan untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum serta pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Kelima, penerapan kurikulum merdeka lebih relevan dan interaktif karena pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan project yang akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk aktif mengeksploarasi isu-isu aktual untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila (Kompas.Com., 2022).
Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka, Nadiem mengatakan bahwa sekolah dapat memilih tiga opsi dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut pada Tahun Ajaran 2022/2023. Pertama, menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan. Opsi kedua, sekolah dapat menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan. Ketiga, menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar. “Dengan Merdeka Belajar, tidak akan ada pemaksaan penerapan Kurikulum Merdeka ini selama dua tahun ke depan,” tegas Nadiem. Nadiem menegaskan kembali bahwa kurikulum ini merupakan pilihan bagi sekolah berdasarkan kesiapannya masing-masing.
Terkait dengan peran guru dan peserta didik bahwa guru ibarat petani dan peserta didik ibarat benihnya. Maka dengan kemampuan petani merawat benih dengan baik, benih yang ditanam akan tumbuh berkualitas tinggi. Semoga dengan penerapan Kurikulum Merdeka guru dapat memberikan fasilitas dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk mencetak Pelajar Pancasila yang mampu bersaing.
Demikian ulasan penulis yang sangat sederhana tentang Kurikulum Merdeka, semoga dapat memberikan pengetahuan baru bagi pembaca dan dapat mendukung penerapan kurikulum serta pembelajaran.