Samarinda – Kepala Disperindagkop dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur HM Yadi Robyan Noor mengatakan, Kaltim idealnya memiliki 25 pabrik minyak goreng berbahan baku sawit maupun kelapa, karena banyaknya industri minyak sawit mentah di wilayah itu.
Dia menyebutkan saat ini industri crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah di Kaltim ada 89 pabrik yang aktif dari 97 yang ada.
“Faktanya pabrik minyak goreng hanya tiga di Kaltim. Ada dua di Balikpapan dan satu di Bontang. Sedangkan, pabrik kemasannya baru satu di Samarinda,” kata Yadi Robyan Noor di Samarinda, Rabu.
Menurutnya keterbatasan pabrik produksi atau industri minyak goreng tersebut, bukan semata-mata karena Pemerintah Provinsi Kaltim tidak melakukan upaya, tetapi karena produsen CPO saat ini sangat diuntungkan dengan ekspor.
Lanjutnya permintaan dunia sangat tinggi dengan harga sangat menguntungkan yakni ada kenaikan 145 persen. Sehingga produksi untuk minyak goreng dan kebutuhan lainnya pun tak terkendali.
“Kondisi ini bukan dialami Kaltim saja, tapi di luar Kaltim pun merasakan dampaknya. Idealnya kita harus punya 25 pabrik minyak goreng,” tegasnya.
Karena itu, Pemprov Kaltim menegaskan, agar pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit juga membangun hilirisasi, misal pabrik minyak goreng.
Terkait stok minyak goreng Yadi menjelaskan minyak goreng yang masuk ke Kaltim dalam kurun 14-24 Februari 2022 secara keseluruhan berjumlah 1.674.681 liter atau 1.507,21 ton.
“Minyak goreng itu berada di distributor, toko swalayan pasar tradisional dan pedagang,” jelasnya.
Sementara, rata-rata pasokan minyak goreng masuk ke Kaltim pada 14-24 Februari lalu adalah 118.762 liter atau 106,8 ton per hari. Sedangkan kebutuhan harian minyak goreng Kaltim sebesar 15,06 ton per hari.
Artinya, untuk kebutuhan masyarakat seharusnya terpenuhi. Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak panik dan tak berlebihan membeli minyak goreng.
“Pabrik minyak goreng resmi selalu koordinasi dengan Disperingdagkop dan UKM Kaltim. Pabrik yang ada, yakni Balikpapan ada Kutai Refinery Nusantara dan Louis Dreyfus Company. Sedangkan di Bontang hanya Energi Unggul Persada,” kata Yadi Robyan Noor.(Adv/Diskominfo Kaltim)
Pewarta: Fahmi
Editor : Rhd