AKM (Assesmen Kompetensi Minimal) adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Kompetensi mendasar yang diujikan dalam AKM adalah Literasi Membaca dan Numerasi (Pusmenjar, 2020). AKM bukanlah merupakan pengganti peran UN (Ujian Nasional) dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar peserta didik secara individual. Namun AKM menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan di suatu wilayah. Siswa harus memiliki kompetensi dalam literasi Membaca dan Numerasi sebelum mereka mengikuti AKM secara nasional.
Kompetensi Literasi Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBI) mempunyai tiga arti: 1. Kemampuan menulis dan membaca; 2. Pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu; 3. Kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Adapun literasi menurut Nasional Instutute for Litaracy adalah kemampuan membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Lima kemampuan tersebut banyak digunakan untuk mengukur apakah sesorang itu literate atau illiterate.
Apakah semua orang yang mampu menulis dan membaca sudah bisa literate? Simak penjelasan berikut ini. Pertama, kemampuan menulis. Jika hanya sekedar memiliki kemampuan menulis kalimat, tetapi kalimat tersebut adalah hasil menyalin teks buatan orang lain, tidak bias di sebut literate. Kemampuan menulis disini bertarti kemampuan untuk menyampaikan pikiran secara tertulis dengan cara yang sistematis dan logis serta sesuai dengan kaidah bahasa.
Kedua, kemampuan membaca. Jika hanya sekedar bisa membaca kalimat, tetapi tidak dapat memahami isi teks yang dibaca, seseorang tidak dapat dikatakanlterate. Seseorang yang disebut literate berartti memiliki kemampuan untuk memahami sebuah tulisan dengan baik termasuk membuat gagasan garis besar inti dan isi, memahami pesan tersirat, membuat inferensi, asosiasi atau menghubungkan dengan peristiwa serupa, mengevaluasi, merefleksi, memprediksi peristiwa berikutnya serta menyerap nilai-nilai terhadap apa yang telah dibaca.
Ketiga, kemampuan menghitung. Kemampuan menghitung disini meliputi kemampuan menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan,dan membagikan serta menggunakannya untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan angka. Jadi meskipun bisa membaca tetapi tidak bisa memahami teks yang dibaca, bisa menulis tetapi hanya menyalin tulisan orang lain dan bisa menghitung tetapi tidak bisa menggunakan hitungannya untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan angka, maka sesorang belum bisa disebut orang yang literate.
Yang diujikan dalam Literasi Membaca adalah teks sastra dan teks informasi. Teks sastra adalah karya imajinatif yang mengankat persoalan-persoalan kehidupan manusia yang sudah dipadukan dengan amajinasi atau subjektifitas pengarang untuk kepentingan hiburan (Pusmenjar, 2020). Contoh teks sastra antara lain: cerita rakyat, legenda, fable, mitos, puisi, prosa, drama, novel, pantun,cerita bergambar, catatan perjalanan, biografi dan outobiografi.
Teks informasi adalah teks yang ditulis berdasarkan data atau peristiwa factual yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan. Contoh teks informasi antara lain; iklan, dokumen pemerintah atau perusahaan, pemberitahuan atau pengumuman, undangan, berita, artikel, fanplet, brosur, label obat dan makanan, jurnal ilmiah, laporan penelitian ilmiah, buku panduan dan lain-lain. Konteks teks yang disajikan dalam teks santra maupun teks informasi adalah konteks personal, social budaya dan konteks saintifik.
Sedangkan literasi membaca yang diujikan adalah bilangan,aljabar,geometri, pengukuran serta data dan ketidakpastian. Dalam AKM numerasi sesorang akan berlatih mengembangkan proses berfikir yang meliputi: 1. Knowing (pemahaman), disini sesorang akan berlatih mengingat, mengidentifikasi, menghitung dan mengukur. 2. Applying (penerapan), berlatih memilih setrategi, atau operasi dalam matematika, menyajikan data, membuat model, menerapkan setrategi dan menafsirkan suatu penyelesaian masalah. 3. Reasoning (penalaran), meliputi; menganalisa, memadukan,mengevaluasi, menyimpulkan dan membuat keputusan. Dalam AKM numerasi juga disajikan teks dalam konteks personal, sosial budaya dan saintifik.