Samarinda – Anggota DPRD Kaltim Sarkowy V Zachry meminta masalah lingkungan hidup dievaluasi secara menyeluruh, baik dari segi penganggaran, penegakkan hukum dan partisipasi masyarakat.
Hal itu diungkapkannya terkait peringatan Hari Lingkungan Hidup yang diperingati setiap tanggal 5 Juni.
“Permasalahan lingkungan tidak bisa dievaluasi di satu sektor saja, karena banyak sektor yang berkaitan,” kata Sarkowi belum lama ini.
Ia menyebutkan, dari segi anggaran tak lepas dari pembangunan infrastruktur yang berefek pada dampak lingkungan. Pembangunan akan berefek ke lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam (SDA) itu efeknya ke lingkungan. Sehingga bagaimana supaya pos anggaran untuk lingkungan disesuaikan.
Kemudian dari segi penegakkan hukum. Bedasarkan pengamatannya, permasalahan hukum yang berkaitan dengan lingkungan belum terlaksana secara konsekuen. Seharusnya, kasus lingkungan diperlukan sinergitas antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan aparat hukum agar penegakkan hukumnya lebih ditegakkan.
Menurutnya, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan harus mengarah kepada kebijakan yang pro lingkungan, seperti yang telah dikeluarkan DPRD Kaltim terkait penggunaan energi terbaharukan.
“Apalagi Kaltim sudah masuk daerah yang mendapatkan perhatian dunia internasional karena berhasil melakukan terobosan dari sisi pembangunan rendah karbon. Untungnya, kita sudah punya regulasi tentang Perda Perubahan Iklim. Ini satu-satunya di Indonesia,” paparnya.
Kemudian tak kalah pentingnya, kata Sarkowi adanya keterlibatan masyarakat untuk peduli lingkungan. Harus ada budaya masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Hal itu , akan mengurangi penggunaan plastik.
“Pemerintah harus memberikan edukasi terus-menerus kepada masyarakat agar pola kehidupan masyarakat bisa mencerminkan peduli lingkungan,” katanya.
Sarkowi menambahkan, aspek lingkungan bila tidak dijaga dan diperhatikan, lama-lama dampaknya ke masyarakat sendiri. Sekarang mulai kelihatan, susahnya memprediksi iklim, musim. Hal itu karena faktor perubahan iklim, dimana lingkungan mulai tidak baik. (*)