Pendidikan Agama Islam yang moderat memainkan peran penting dalam membentuk wawasan dan karakter individu dalam masyarakat. Pendekatan moderat ini bukan hanya sekadar menyampaikan doktrin keagamaan, melainkan menciptakan landasan yang seimbang antara keyakinan agama, toleransi, dan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pandangan saya, Pendidikan Agama Islam yang moderat memiliki dampak positif dalam membentuk individu yang inklusif dan masyarakat yang berdampingan dengan harmoni.
Pendidikan Agama Islam yang moderat menunjukkan bahwa keberagaman keyakinan tidak menghalangi seseorang untuk menjadi individu yang toleran dan penuh kasih sayang. Dengan menekankan pada nilai-nilai kemanusiaan, seperti keadilan, persamaan, dan kasih sayang, pendidikan agama moderat menciptakan keseimbangan yang sehat antara aspek spiritual dan sosial kehidupan. Ini memberikan fondasi yang kuat bagi individu untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan pemahaman yang lebih luas tentang sesama manusia.
Untuk itulah, pendidikan Agama Islam yang moderat berperan sebagai garda terdepan dalam menolak radikalisme dan ekstremisme. Melalui pendekatan ini, mahasiwa diberdayakan dengan pemahaman yang benar tentang ajaran agama, menegaskan bahwa Islam adalah agama perdamaian. Dosen tidak hanya menyampaikan teks-teks keagamaan, tetapi juga membimbing anak didiknya untuk merenungkan makna sejati di balik ajaran tersebut, mendorong mereka untuk menolak interpretasi yang memicu ketegangan dan kekerasan.
Tidak kalah pentingnya, pendidikan Agama Islam yang moderat memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender. Dalam konteks ini tidak hanya menyoroti peran perempuan dalam sejarah Islam, tetapi juga mengajarkan untuk memahami bahwa ajaran agama Islam sejati mendukung hak-hak perempuan. Hal ini menciptakan generasi yang memahami pentingnya kesetaraan gender dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab.
Juga pentingnya memberikan pemahaman untuk menghormati kepercayaan orang lain, membuka pikiran mereka terhadap keragaman dan membangun jaringan sosial yang inklusif. Ini bukan hanya merangsang toleransi, tetapi juga menciptakan panggung bagi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih mendalam.
Sehingga dalam era modern yang kompleks, Pendidikan Agama Islam yang moderat menghadapi tantangan dan peluang. Tantangan ini melibatkan menghadapi narasi ekstrem yang sering kali mendominasi ruang publik, sementara peluangnya melibatkan peran pendidikan dalam membentuk pikiran dan sikap positif generasi mendatang. Oleh karena itu, perlu adanya investasi dan perhatian lebih terhadap metode pengajaran dan pelatihan agar mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif.
Dengan menekankan keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan, serta menolak ekstremisme, pendidikan agama moderat menjadi fondasi penting dalam membangun masa depan yang harmonis. Peran dosen sebagai pembimbing dan fasilitator pembelajaran menjadi kunci keberhasilan pendekatan ini, dan upaya bersama dari semua pihak akan memberikan kontribusi yang berarti untuk menghadirkan pendidikan agama Islam yang moderat. (*)
Penulis:
Prof. Dr Hj. Siti Muri’ah
Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) UINSI Samarinda