Pindahnya IKN jadi tantangan dan peluang Kaltim dalam pemenuhan pangan

Loading

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltim Muhammad Samsun (Foto: Gf)

 

Samarinda – Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Samsun mengatakan, pindahnya Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi tantangan sekaligus peluang bagi provinsi ini untuk memenuhi kebutuhan pangan yang diproduksi oleh petani lokal.

 

“Saat ini saja dengan jumlah penduduk Kaltim yang sekitar 3,5 juta jiwa, masih 70 persen mendatangkan daging dari luar, sedangkan kebutuhan beras sekitar 30 persen dari luar, apalagi jika nanti ada penambahan sekitar 4 juta jiwa warga IKN,” ujar Samsun di Samarinda, Rabu.

 

Ini berarti Kaltim harus serius mengembangkan sektor pertanian dalam arti luas, mulai dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, hingga peternakan, terutama peternakan kambing dan sapi yang memang masih minim di Kaltim.

 

Ia berharap kepada dinas terkait tidak monoton dalam usaha memajukan pertanian, karena hal yang dibutuhkan sekarang adalah inovasi pejabat di masing-masing dinas untuk memajukan pertanian, terutama melalui pola intensifikasi lahan, termasuk sarana dan prasarana (sapras) pertanian.

 

“Saya minta dinas terkait inovatif dalam usulan program pertanian, tidak monoton, tidak konvensional dari tahun ke tahun begitu terus sehingga tidak ada perkembangan. Akibatnya, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, masih jauh dari swasembada pangan,” katanya.

 

Ia juga mengatakan bahwa lahan pertanian di Kaltim masih luas dan belum termanfaatkan, di sisi lain, jumlah petaninya juga masih kurang karena minimnya dukungan sapras pertanian, padahal keberadaan sapras diyakini mampu meningkatkan produktivitas.

 

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, luas panen padi di Kaltim pada 2021 adalah 66,27 ribu hektare (ha), mengalami penurunan sebanyak 7,3 ribu ha atau minus 9,92 persen jika dibandingkan dengan 2020 yang sebesar 73,57 ribu ha.

 

Produksi padi Kaltim pada 2021 sebanyak 244,68 ribu ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 17,76 ribu ton GKG atau 6,77 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 262,43 ton GKG.

 

Sedangkan produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 142,32 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 10,33 ribu ton atau 6,77 persen dibandingkan dengan produksi beras di tahun 2020 yang sebanyak 152,65 ribu ton.

 

Di sisi lain, kebutuhan daging sapi di Kaltim rata-rata per tahun adalah 100 ribu ekor, namun jumlah yang mampu disiapkan peternak lokal rata-rata 23 ribu ekor per tahun, sehingga lebih dari 70 persen masih didatangkan dari luar daerah.

 

“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi dinas terkait untuk melakukan inovasi agar kita mampu swasembada. Ini juga menjadi peluang bagi masyarakat Kaltim untuk berinvestasi maupun berusaha dalam produksi pangan karena peluangnya cukup besar untuk memenuhi kebutuhan warga IKN dan sekitarnya,” ucap Samsun.(*)