Berawal Pengabdian Menuju Kebangaan Menjadi Guru Berprestasi

Loading

Poncowulan H.I.A, M.Pd.(Guru SMK Negeri 9 Samarinda)

 

Oleh: Pontjowulan H.I.A, M.P.d

 

Memiliki peran sebagai guru tidaklah mudah karena guru memberikan dedikasi terhadap tanggung jawab, kesetiaan, energi, serta pengabdian yang tulus dan ikhlas. Guru sebagai abdi negara dituntut untuk menjadi panutan dan teladan, memberi contoh yang baik di masyarakat, memberikan pengertian, dan arahan dalam membimbing siswa. Bahkan seorang guru dalam hidupnya harus selalu melakukan yang terbaik.

 

Profesi menjadi guru harus siap mengabdi terutama mengabdi demi berkembangnya ilmu pengetahuan dan demi anak-anak bangsa. Pengabdian dapat diartikan bahwa seorang guru harus memiliki ketulusan, kesungguhan, dan kecakapan sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara profesional. Selain itu, seorang guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat.

 

Pengabdian seorang guru terkadang harus diikuti dengan pengorbanan. Tak jarang guru yang mengabdi di tempat-tempat terpencil, di pegunungan, di pulau-pulau kecil, hingga di antara masyarakat yang masih terasing dari peradaban modern. Tidak sedikit pula guru mengabdi di daerah rawan konflik yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya dan keluarganya. Demi pengabdian, banyak guru terpisah jauh dari keluarga karena harus tinggal di daerah.

 

Guru yang memiliki rasa pengabdian tulus di dalam dirinya, maka dia memiliki modal terbesar menjadi guru yang kompeten dan profesional. Guru profesioanal memiliki empat bidang kompetensi yaitu :

 

1.Kompetensi Pedagogik meliputi kompetensi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.

 

  1. Kompetensi Kepribadian meliputi kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian dewasa, stabil, bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi peserta didik.
  2. Kompetensi Sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan serta masyarakat sekitar.
  3. Kompetensi Profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah, substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan.

 

Guru yang Berprestasi

 

Prestasi adalah sesuatu yang membanggakan bagi semua orang. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang pasti ingin meraih prestasi sesuai bidangnya. Tidak hanya siswa yang harus berprestasi, guru pun harus menanamkan dalam diri bahwa membangkitkan semangat untuk terus berkarya dan berprestasi itu penting.

 

Guru berprestasi merupakan salah satu bentuk apresiasi dari pemerintah untuk para guru di Indonesia.Apresiasi diberikan kepada guru yang mempunyai kelebihan atau keunggulan baik dalam membimbing siswa maupun keunggulan diri sebagai guru yang memenangkan berbagai perlombaan. Diadakan pemilihan guru berprestasi adalah sebagai ajang untuk “bersaing” secara sehat dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mengajar yang selama ini telah dilaksanakan sesuai dengan bidang studinya.

 

Pencapaian sebagai “Guru Berprestasi” adalah salah satu bentuk aktualisasi diri dalam kaitannya sebagai guru profesional. Kemampuan memenuhi kebutuhan aktualisasi diri akan mendatangkan rasa kebanggaan dan kebahagiaan yang sepantasanya diterima guru. Aktualiasasi diri seorang guru profesional sebagai guru berprestasi akan tampak dalam perilakunya yang selalu bersyukur, terbuka berhubungan dengan orang lain, bersikap demokratis, kreatif, dan inovatif.

 

Untuk mendapatkan penghargaan sebagai guru berprestasi tidak dapat diraih secara instan. Perlu proses yang panjang dan disiapkan sejak lama. Guru harus memiliki inovasi dan kreativitas sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu sebaiknya guru memilki kemampuan membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan mudah dipahami siswa serta melibatkan siswa dalam media pembelajaran tersebut.

Pemilihan guru berprestasi sangat berbeda dengan kompetisi guru lainnya karena proses seleksi yang berjenjang dengan berbagai persyaratan cukup banyak sehingga membuat pemilihan guru berprestasi menjadi kompetisi bergengsi. Adanya upaya maksimal seorang guru dalam menciptakan inovasi, kreasi, dan menjadi inspirasi layak mendapatkan apresiasi tinggi. Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan adalah adanya penganugerahan guru berprestasi yang tentunya memiliki kinerja dan kompentensi pedagogik, kepribadian, sosial, serta profesional.

 

Trik untuk Menjadi Guru Berprestasi

 

Seleksi guru berprestasi dilakukan secara berjenjang dan berkala, artinya diadakan setiap satu tahun sekali mulai dari tingkat satuan pendidikan yaitu sekolah kemudian menuju tingkat kecamatan, selanjutnya tingkat kabupaten/kota, beranjak ke provinsi, dan berakhir ke tingkat nasional. Berikut akan disajikan trik untuk mengikuti seleksi guru berprestasi :

 

  1. Mempersiapkan dokumen portofolio secara lengkap dan rapi.

Dokumen yang disiapkan adalah ijazah dalam komponen riwayat pendidikan, sertifikat diklat, karya tulis (berupa artikel populer, artikel ilmiah, diktat, modul, buku, dan lainnya), bukti penelitian, media pembelajaran, SK tugas tambahan, SK membimbing siswa lomba, piagam penghargaan, kegiatan forum ilmiah, dan SK pengurus organisasi sosial.Semua dokumen yang sudah dilegalisasi oleh kepala sekolah dijilid menjadi satu dengan rapi. Diusahakan semua komponen yang diminta dipenuhi kecuali jika benar-benar tidak ada.

 

  1. Menyusun karya tulis Best Practice sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

Best Practice adalah karya tulis yang berisi pengalaman terbaik guru selama proses pembelajaran. Pengalaman terbaik yang disusun sebaiknya dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang meningkat dan menghasilkan produk atau karya siswa. Selanjutnya Best Practice disusun sesuai dengan sistematika yang telah ditentukan dan dilampirkan bukti kegiatan belajar, hasil belajar siswa, LKPD, instrumen, serta karya siswa.

 

  1. Menyiapkan tes tertulis dengan banyak membaca materi.

Materi yang diujikan pada saat tes tertulis adalah materi kompetensi pedagogik,kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan wawasan tentang pendidikan.

 

  1. Menyiapkan tes wawancara

 

Sebelum mengikuti tes wawancara sebaiknya menyiapkan portofolio yang telah disusun karena pertanyaan wawancara ada hubungan dengan portofolio, datang tepat waktu, berpenampilan rapi, duduk dengan tegak, menjawab pertanyaan dewan juri dengan lancar, bersikap sopan, memperhatikan body language, dan memberikan kesan yang positif. Perasaan gugup dan cemas akan berkurang jika guru mempersiapkan diri terlebih dahulu.

 

  1. Menyiapkan presentasi karya tulis.

 

Pada tahap presentasi perlu disiapkan secara maksimal untuk memukau dewan juri.  Slide presentasi harus jelas dan menarik, penampilan harus meyakinkan dewan juri, penguasaan materi presentasi yang mendalam sangat wajib, dan penguasaan bahasa asing menjadi nilai tambah.

 

Jadi untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka guru harus benar-benar fokus dan harus menyiapkan segalanya secara matang. Memanfaatkan waktu yang ada dengan disiplin adalah sebuah kunci keberhasilan. Dengan terus belajar dan berkarya mulai dari hal kecil dan sederhana, jika dilakukan secara konsisten maka akan membuahkan hasil yang luar biasa.

 

Ayo Bapak dan Ibu Guru yang memiliki impian sebagai guru berprestasi maka siapkan “amunisinya” sejak sekarang. Rajin menulis buku, artikel jurnal, artikel populer, karya inovasi, karya tulis ilmiah, diktat, modul, dan PTK akan memudahkan guru untuk mencapai kebanggan menjadi guru berprestasi.

Share on whatsapp
Share on telegram
Share on twitter
Share on facebook
Share on pinterest
Share on print