Rusman Yaqub inginkan pelayanan kesehatan fokus ke pola pencegahan

Loading

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim,Rusman Yaqub (Foto: DPRD Kaltim)

 

Samarinda – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rusman Yaqub mengatakan peringatan hari Kesehatan Nasional  yang jatuh pada 12 Nopember 2022  menjadi momentum perubahan yang awalnya fokus pada pengobatan penyakit sekarang dirubah fokus kepada pola pencegahan.

 

“Jadi pola institusi kesehatan  kita mesti digeser dulu, dari awalnya berpikir untuk fokus meningkatkan upaya pengobatan penyakit , menjadi upaya pencegahan penyakit dan pembangunan pola hidup sehat,” katanya  saat dihubungi  Minggu.

 

Dia  menuturkan, fungsi rumah sakit dan puskesmas juga bisa diarahkan pada pola konsultasi kesehatan, bukan hanya terfokus pada mengobati orang yang sakit saja. Jadi masyarakat yang masih pada gejala atau yang sehat sekalipun, bisa datang ke rumah sakit, puskesmas, atau pusat layanan kesehatan untuk sekadar konsultasi  mengenai pola pencegahan.

 

“Tentu ini bukan berarti kita melupakan pentingnya membangun sistem  layanan kesehatan di Kaltim, karena untuk persiapan IKN, Infrastruktur institusi kesehatan mesti diperkuat, mulai dari peralatan kesehatan yang memadai sampai pada peningkatan tenaga kesehatan yang terampil. Kita ingin rumah sakit di Kaltim menjadi pusat rujukan ke depannya,” katanya.

 

Rusman berharap agar gerakan masyarakat sehat lebih digaungkan lagi. Dengan pola hidup sehat, lingkungan yang sehat, akan tercipta ketahanan tubuh yang sehat. Ke depan rumah sakit tidak lagi dipenuhi oleh orang yang sakit saja.

 

Tetapi rumah sakit  juga dijadikan wadah berkonsultasi mengenai pemahaman gizi, pola hidup sehat, dan atau sekadar bertanya jadwal konsumsi obat mengenai gejala-gejala penyakit tertentu.

 

“Perlu juga diseimbangkan bahwa selain mengupayakan gerakan masyarakat sehat, institusi kesehatan di Kaltim juga harus mengedepankan transparansi layanan kesehatan dan alokasi pembangunan kepada publik, serta peningkatan layanan rumah sakit, puskesmas, sampai pada  pelayanan prima dari puskesmas pembantu,” ujar Rusman Yaqub (*)