Samarinda – Pelayanan pemasangan alat kontrasepsi KB atas inisiasi BKKBN Provinsi Kalimantan Timur untuk kegiatan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) selama tiga hari pada 17-19 Januari 2023, berhasil melayani sebanyak 205 peserta dari empat kabupaten dan kota.
“Pelayanan KB gratis ini menggunakan biaya sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022,” ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sunarto di Samarinda, Ahad.
Pada 2022, BKKBN Kaltim mengalokasikan DAK Fisik dan DAK Non-Fisik kepada lima kabupaten dan kota di Provinsi Kaltara dengan total senilai Rp15,48 miliar.
DAK 2022 yang senilai itu tidak terserap semua alias masih menyisakan silpa, sehingga anggaran itulah yang kemudian sebagian ia arahkan untuk memberikan pelayanan KB secara gratis ke masyarakat di awal tahun ini agar setiap bulan selalu ada pelayanan.
Pelayanan KB berupa pemasangan alat kontrasepsi yang diberikan merupakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti metode operasi wanita (MOW), yakni tindakan medis dengan pembedahan pada saluran telur wanita.
MKJP lainnya adalah intra uterine device (IUD) atau yang lebih dikenal dengan sebutan KB spiral, kemudian implant, yakni alat kontrasepsi berupa kapsul silastik yang dipasang di bawah kulit lengan atas.
Sedangkan rincian dari 205 peserta dari kabupaten/kota di Kaltara yang telah mengikuti KB gratis tersebut adalah peserta yang melakukan MOW ada 9 orang, melakukan IUD ada 62 orang, dan yang melakukan pemasangan implant sebanyak 134 orang.
Rincian per kabupaten/kota dari total 205 orang tersebut adalah di Kota Tarakan terdapat 5 peserta MOW, 50 IUD, dan 54 peserta implant, di Kabupaten Tana Tidung tidak ada peserta MOW maupun IUD, hanya ada 5 peserta implant.
Kabupaten Malinau tidak melakukan pelayanan KB, Kabupaten Nunukan terdapat 2 peserta MOW, 15 peserta IUD dan 42 peserta implant, serta di Kabupaten Bulungan terdapat 2 peserta MOW, 7 peserta IUD, dan sebanyak 13 peserta implant.
Menurutnya, manfaat program KB antara lain untuk mewujudkan keluarga sehat, bahagia, dan sejahtera, namun sayang masih ada elemen yang menolak program KB dengan berbagai alasan, salah satunya adalah menolak kehadiran anak, padahal KB untuk mengatur jarak kehamilan.
“Tujuan program KB antara lain mencanangkan keluarga kecil, mencegah pernikahan dini, menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua, menyeimbangkan jumlah penduduk, dan membentuk keluarga kecil sejahtera sesuai kondisi ekonomi keluarga,” katanya. (Gf)