Kutai Kartanegara – Aksi teatrikal perjuangan para pahlawan ditampilkan oleh gabungan pelajar Kutai Kartanegara pada peringatan 76 tahun Peristiwa Merah Putih Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Opera perjuangan menceritakan kisah kegigihan para pejuang dalam melawan penjajahan tersebut dilaksanakan di lapangan bola PT Pertamina Hulu Energi Indonesia Zona 9 Sangasanga Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebelumnya, dalam peringatan 76 tahun peristiwa Merah Putih Sangasanga dilaksanakan upacara bendera di pimpin Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi.
“Merdeka!,” seru Wagub Hadi Mulyadi diikuti oleh seluruh peserta upacara.
Ribuan pasang mata dengan seksama mendengarkan amanat dari orang nomor dua di Pemprov Kaltim itu, meski terkendala cuaca hujan hingga putusnya tali sang Saka Merah Putih, namun tidak mengurangi kesakralan momentum tahunan ini.
Dalam kesempatan itu, Hadi mengajak kepada seluruh warga untuk tidak melupakan sejarah di Kota Juang, Sanga- sanga, khususnya kepada para generasi muda.
“Telah terjadi peristiwa heroik di tempat ini. Peristiwa Merah Putih yang telah menggugurkan banyak pejuang. Sejarah yang tidak boleh kita lupakan, terutama untuk para generasi muda agar semangat perjuangan ini dapat ditularkan dan menjadi motivasi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat,” ujar Hadi.
Karena itu, Hadi mengajak seluruh pihak untuk membangun Sangasanga sebagai kota Sejarah dan kota Perjuangan.
Hadi juga berpesan untuk terus menjaga nasionalisme dan spirit menjaga keutuhan negara Republik Indonesia.
“Bangsa yang besar, harus menghargai jasa para pahlawan. Para pendahulu dan pahlawan harus dikenang. Terutama teladan semangat dan jiwa patriotisme juga nasionalisme mereka tidak boleh terkikis dan luntur,” pesannya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kukar Edi Damansyah mengharapkan sejarah perjuangan masyarakat Kaltim tersebut harus terus dilestarikan oleh generasi muda.
” Kita harus terus mengenang, bahwa 76 tahun lalu dengan segala keterbatasan, mereka (pahlawan) berjuang untuk Indonesia dengan mengorbankan jiwa raga,” ujar orang nomor satu di Kutai Kartanegara ini.
Edi berharap peristiwa bersejarah ini bisa memotivasi generasi saat ini untuk turut mewarisi semangat perjuangan dari para pendahulu yang telah gugur berjuang. Mengingat, banyaknya pejuang yang berkorban dalam mempertahankan keberadaan Sangasanga.
“Momentum ini harus menjadi semangat bagi generasi muda saat ini, harus mengingat perjuangan ini,” imbuhnya
Kilas balik sejarah Peristiwa berupa Perlawanan rakyat Sangasanga 76 tahun yang lalu membuktikan bahwa mereka tidak rela dijajah oleh negara Belanda.
Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga berawal ketika tentara Belanda (NICA) pada tahun 1945 menguasai Sangasanga yang kaya akan sumber minyak.
Berdasarkan catatan yang dimiliki markas ranting LVRI Sangasanga, hal itu membuat rakyat Sangasanga bersikeras mengusir Belanda dengan melakukan perlawanan tiada henti.
Pejuang Sangasanga pun mengadakan rapat dan tercetuslah rencana merebut gudang senjata Belanda dengan cara mengalihkan perhatian penjajah kepada berbagai keramaian kesenian daerah pada di tahun 1947.
Di tengah keramaian itu, para pejuang membagikan senjata dan amunisi untuk merebut kekuasaan pada pukul 03.00 wita dini hari 26 Januari 1947. Perjuangan pun berhasil. Sehingga pada pukul 09.00 wita kota Sangasanga berhasil dikuasai pejuang, ditandai dengan diturunkannya bendera Belanda di Sangasanga Muara oleh La Hasan. Peristiwa bersejarah ini akhirnya diperingati pada tanggal 27 Januari setiap tahunnya.
Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga tahun 2023 ini dirangkai dengan berbagai kegiatan. Mulai dari upacara ziarah, tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Batuah, upacara parade, penampilan teater, hingga ramah tamah dengan veteran dan janda veteran.
Dengan diperingatinya momen bersejarah ini, tak hanya mengedukasi dan mengingat kembali histori namun menjadi upaya pelestarian sejarah yang harus diteruskan agar tidak berhenti, di satu masa saja, dan dapat diketahui generasi selanjutnya.(Ahmad/ADV/DPRD Kaltim)