Wakil Ketua DPRD Kaltim ingatkan PT ABN jangan rugikan warga

Loading

Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun (Foto:HO)

Samarinda – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim)  Muhammad Samsun  mengingatkaan agar aktivitas pertambangan batubara milik PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN),   jangan sampai terus-terusan merugikan warga.

“Perusahaan yang sudah di beri kontrak PKP2B oleh pemerintah pusat di daerah, seharusnya  mau bekerjasama dan memperhatikan kondisi masyarakat  sekitar pertambangan,” kata  Samsun, di Samarinda, Selasa.

Hal itu disampaikannya  menanggapi keluhan warga RT 03 Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara, yang diketahui aktivitas pertambangan batubara milik PT ABN, menimbulkan persoalan kehilangan sumber air bersih dan warga kerap di ganggu spesies hutan berupa monyet.

Samsun dari  daerah pemilihan (dapil) Kutai Kartanegara itu menginginkan, agar masyarakat sekitar  juga merasakan dampak positif atas kehadiran perusahaan-perusahaan tersebut yang bukan hanya sekedar mengeruk hasil alam di Kaltim terutama di Sangasanga.

“Wajar kalau masyarakat kali ini banyak menuntut terkait dengan bantuan dan juga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat daerah,” ucap Samsun dari politisi PDI Perjuangan.

Ia mengatakan, siap menjadi fasilitator antara masyarakat dengan pihak perusahaan, dengan tujuan agar warga mendapatkan kenyamanan dan manfaat atas kehadiran perusahaan, dalam artian terbebas dari konflik sosial

“Saya siap fasilitasi selagi untuk kepentingan rakyat,” ujar Samsun.

Sementara itu,  warga Dusun RT 03 Kelurahan Jawa Kecamatan Sangasanga  Syahruddin menuturkan, pada tahun-tahun sebelumnya pihaknya yang memiliki kebun buah-buahan biasa menikmati hasil berlimpah hingga bisa menjualnya. Namun ini berbeda sejak kehadiran PT ABN.

“Sekarang, jangankan ada buahnya, semua habis diserang monyet dan hama hutan lainnya karena habitat mereka terganggu akibat beroperasinya PT ABN,” kata Syahruddin.

Syahruddin menyebutkan kalau sejak dirinya bujang, lalu menikah dan kini anaknya telah berada di bangku kuliah, tidak ada ganggung hewan hutan meski ada banyak hutan.

“Setelah masuknya PT ABN hutan habis, habitatnya juga habis. Bahkan monyet sampai melompat ke kos-kosan warga,” kata Syahruddin.

Syahruddin menuturkan, hal demikian kerap disampaikan juga kepada PT ABN, namun mereka justru balik bertanya tentang keberadaan kebun dan mengatakan sudah mengeceknya.

Lanjutnya, mestinya pihak PT ABN setelah mengetahui hal itu bisa memiliki kebijaksanaan baik tetapi malah berbahasa demikian, begitu juga dengan sumur yang kering.

“Warga sekarang hanya berharap pada air hujan yang di tampung dan di beri obat agar bisa digunakan,”  Ungkap Syahruddin.(Ahmad/ADV/DPRD Kaltim)