Ambisi tunggal putra masih berlanjut usai rebut gelar juara di Istora

Loading

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie (kiri) berpelukan dengan pelatihnya Irwansyah (kanan) usai mengalahkan lawannya pebulu tangkis tunggal putra Cina Li Shi Feng dalam pertandingan babak perempat final Piala Thomas 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU

Jakarta – Sektor tunggal putra di bawah naungan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI masih terus berusaha menambah catatan gelar dari turnamen-turnamen musim 2023 setelah sukses menjuarai Indonesia Masters pada pertengahan Januari.

Kini, langkah sektor tunggal yang diarsiteki pelatih Irwansyah itu menatap babak baru dengan mengikuti Kejuaraan Beregu Campuran Asia (BAMTC) 2023 di Dubai, Uni Emirat Arab, dan All England di Birmingham, Inggris.

Sebelum menyiapkan strategi dan kekuatan anyar ke turnamen internasional, terlebih dulu tunggal putra menjalani pemulihan di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, setelah sebelumnya habis-habisan berlaga dalam tiga turnamen di Malaysia Open, India Open, dan Indonesia Masters.

Meski hanya menyabet gelar dari turnamen di kandang sendiri, pelatih asal Medan, Sumatera Utara, itu mengaku sangat bersyukur karena memang sesuai target yang diamanatkan oleh PBSI selaku induk organisasi.

“Memang awal-awal Januari itu kan kita ada libur, saya bilang targetnya di Indonesia Masters, sedangkan di Malaysia dan India mau dicoba saja bagaimana kemampuan anak-anak,” kata Irwansyah saat dijumpai dalam sebuah kesempatan di Pelatnas PBSI.

Secara kategori, Malaysia Open dan India Open punya tingkatan yang lebih tinggi karena masing-masing berkategori BWF Super 1000 dan Super 750, sedangkan Indonesia Masters berada di tengah yaitu Super 500.

Kendati begitu, Irwansyah menggunakan peluang persaingan di Kuala Lumpur dan New Delhi sebagai ajang pemanasan sebelum tampil di Istora Senayan.

Meski kondisi fisik Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Shesar Hiren Rhustavito, dan Chico Aura Dwi Wardoyo sudah mendekati titik terendah, namun Irwansyah tetap memaksakan para atletnya untuk kerja ekstra.

Jeda 2 hari pada pergantian turnamen pun mereka manfaatkan untuk tetap berlatih. Irwansyah tak ingin atlet-atletnya tampil kendur di kandang sendiri.

Beruntung pada partai puncak Indonesia Masters menghadirkan perseteruan rekan senegara antara Jonatan dan Chico. Dalam laga pamungkas All Indonesia Final itu, Jonatan keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan juniornya dalam dua gim langsung.

Siap tempur

Rampung dengan Indonesia Masters, skuad tunggal putra utama punya waktu 2 minggu untuk pemulihan dan latihan fisik sebagai persiapan BAMTC dan All England.

Namun selain aspek fisik, tim pelatih juga secara khusus mempersiapkan ketahanan mental atlet untuk berlaga pada dua turnamen elit yang menjadi fokus tunggal putra tersebut.

Irwansyah mengaku tak mengkhawatirkan kondisi fisik para anak asuhnya. Ia menilai latihan mereka sudah bagus dan sesuai dengan harapan. Hanya, kemampuan itu harus dibarengi dengan kondisi mental yang matang pula.

Ia menceritakan bahwa sudah banyak temuan bahwa mental atlet yang baik akan memengaruhi daya juang di arena. Baginya, percuma saja jika fisik sudah mumpuni namun mentalnya payah sehingga atlet tidak akan punya daya juang maksimal.

“Latihan bisa 3–4 jam, tapi kalau pas pertandingan baru main 15 menit saja sudah menguras banyak tenaga. Fokusnya juga menurun atau hilang. Coba saja, kalau atlet dipanggil pasti tidak dengar karena fokusnya lain. Jadi, dari mental dan pikirannya itu saja yang dikhawatirkan, tapi sejauh ini oke semuanya,” tutur Irwansyah.

Setelah kerja keras dengan tiga turnamen pada skuad utama, waktu persiapan 2 minggu dirasa masih kurang. Padahal, konsistensi dan stamina menjadi aspek yang harus diperhatikan, mengingat pentingnya dua agenda lanjutan di Dubai dan Birmingham.

Dengan dua pranata turnamen yang berbeda antara BAMTC dan All England, Irwansyah mewanti-wanti atletnya agar lebih fokus pada turnamen yang disebutkan terakhir karena berupa ajang individu.

Sementara pada BAMTC yang memakai format beregu, pelatih tersebut bisa sedikit lega karena kemenangan ditentukan oleh kerja sama antarsektor sehingga beban tim bisa dibagi bersama.

PR selanjutnya bagi Irwansyah setibanya di Dubai ialah menjaga atlet dalam kondisi siap tempur. Ia sudah memikirkan program latihan untuk persiapan tambahan jelang All England 2023 pada 14-19 Maret.

Berkat format beregu pada BAMTC tersebut, ia turut bersyukur karena akan tersedia jeda untuk latihan dan beristirahat.

“Paling tidak ada sedikit jeda karena siapa yang turun main bisa gantian, nanti bisa jadi lebih fresh. Banyak kejuaraan di depan, semuanya harus persiapan,” katanya.

Sebagai perwakilan tunggal putra Indonesia di Dubai, Ginting dan Chico dengan penuh percaya diri mengaku sudah sangat siap untuk bertanding dalam kejuaraan beregu yang dihelat pada 14-19 Februari tersebut.

PBSI memilih menurunkan Chico dan Ginting karena dianggap punya level yang sama. Adapun Jonatan dan Vito baru dimainkan untuk All England karena harus melakukan persiapan lebih banyak untuk bermain pada turnamen selanjutnya. Dengan pembagian personel tersebut, diharapkan tunggal putra bisa kembali memenuhi ambisi gelar juara dari salah satu turnamen tersebut.

Sejak selesai berlaga pada Indonesia Masters di Istora Senayan, baik Ginting dan Chico langsung fokus berlatih untuk tampil di Dubai sebelum melanjutkan tur ke Eropa.

Bahkan Chico yang sempat menyita perhatian dengan menjadi finalis di Indonesia Masters pun mengaku dalam kondisi prima dan tidak ada cedera yang dialami.

“Kondisi saya baik dan fit. Selama persiapan juga baik. Saya tidak merasa capek lagi setelah main di Indonesia Masters. Tubuh saya bugar,” ungkap pebulu tangkis asal Jayapura, Papua itu.

Oleh karena itu, pebulu tangkis yang miliki smes sangat keras tersebut optimistis bisa tampil optimal di setiap laga.(Ant)

Share on whatsapp
Share on telegram
Share on twitter
Share on facebook
Share on pinterest
Share on print