Samarinda – Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur menginisiasi kegiatan dalam Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dalam Kampung KB (Keluarga Berkualitas), hal tersebut dinilai bisa menjadi model dalam penanganan sekaligus pencegahan stunting atau bayi tumbuh pendek akibat kurang gizi.
“Kegiatan Dashat bisa menjadi model pencegahan stunting karena dari sini masyarakat mendapat pembinaan, pemahaman tentang stunting, pencegahan, hingga bantuan makanan tambahan bergizi,” ujar Pimpinan Tinggi Pratama Ahli Madya BKKBN Kaltim Harlan Lelana di Samarinda, Senin.
Saat ini di Kaltim terdapat 23,9 persen sehingga BKKBN Kaltim terus berupaya membantu menurunkan stunting baik dari sisi hulu maupun ilir, tujuannya adalah agar tahun 2024 angka stunting di Kaltim paling tidak bisa turun menjadi 14 persen.
Di Kaltim, katanya, saat ini terdapat 337 Kampung KB yang tersebar pada 10 kabupaten/kota, sehingga jika semua Kampung KB optimal memerankan fungsi masing-masing, maka prevalensi stunting bisa turun.
Apalagi pihak yang menangani stunting tersebut terdiri dari lintas sektor, terutama dinas kesehatan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, sementara organisasi perangkat daerah (OPD) lain memiliki peran untuk mendukung sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Kegiatan yang dilakukan dalam Program Dashat di Kampung KB antara lain pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga yang berisiko stunting, yakni keluarga yang memiliki remaja perempuan, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah dua tahun, terutama dari kalangan keluarga tidak mampu.
Dalam Dashat, lanjutnya, juga menjadi pembelajaran bagi Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), yakni untuk mengelola sekaligus mengolah menu sehat dengan memanfaatkan sumber pangan lokal untuk bisnis, sosial, terutama untuk mencegah stunting.
Makanan bergizi untuk mencegah stunting, lanjutnya, tidak harus mahal, namun banyak produk lokal yang dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga seperti ikan gabus, ikan patin, pakis, jelai, ubi, daun kelor, pepaya, tahu, tempe, dan lainnya.
“Kegiatan lain yang kami dilakukan di Kampung KB dalam rangka penanganan stunting seperti pemberdayaan, pembinaan, dan bantuan modal usaha untuk pengembangan ekonomi keluarga, sehingga keluarga tersebut bisa terentas dari garis kemiskinan, kata Harlan.(GF)