Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Ananda Emira Moeis menyebutkan bahwa provinsi Kalimantan Timur sebagai gambaran Indonesia mini, dengan dihuni berbagai suku bangsa yang berasal dari berbagai daerah.
“Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Soswabang) ke-3 saat ini dengan materi Kaltim sebagai Indonesia mini,” kata Nanda saat menggelar Soswabang di Jalan Purwobinangun Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, Minggu.
Kaltim sebagai Indonesia mini karena selama ini sudah dikenal di mana-mana semua suku dan bangsa di Nusantara ada di Kaltim dan sampai saat ini mampu menjaga kerukunan, harmoni, hidup bersama dengan semboyan dimana bumi dipijak di situ langit di junjung.
Nanda yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan di hadapan masyarakat menyampaikan pembekalan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya empat konsensus kebangsaan.
“Nilai-nilai Pancasila mesti dipahami dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar anggota Komisi III.
Pada kegiatan sosialisasi itu Nanda menghadirkan narasumber dari Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kaltim Eko Susanto dan Ketua DPD Repdem Kaltim Ronal Stephen.
Menurutnya, nilai-nilai Pancasila sudah diamanahkan oleh para pendahulu kita sehingga pancasila ini bisa dijalankan di Kaltim dengan baik. Dan ini menjadi contoh dan hal itu luar biasa.
Nanda mengungkapkan, salah satu pertimbangan pemerintah pusat untuk menunjuk Kaltim sebagai wilayah tempat berpindahnya ibu kota salah satunya karena selama ini Kaltim bisa membangun kedamaian, bisa membangun ketentraman.
“Sehingga siapapun yang datang ke Kaltim dia akan hidup tenang, bisa berusaha dengan baik karena rakyatnya juga bisa menerima,” katanya.
Ia menegaskan, sepanjang saling menghargai saling menghormati, baik pendatang dan penduduk lokal dan ini harus dipertahankan karena biar bagaimana pun Kaltim adalah bagian dari IKN.
Selain itu dia juga mengingatkan saat ini salah satu ancaman kebangsaan secara nasional adalah penyalahgunaan narkoba.
Kemudian teknologi informasi yang menyebabkan setiap orang bisa menerima informasi dari apa saja dari negara luar, tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu.
Menurutnya, sekarang tinggal bagaimana membangun bangsa ini tetap teguh pada ideologi Pancasila. Karena dari sekian banyak informasi itu ada banyak juga yang berkaitan dengan orang yang menawarkan ideologi lain kepada bangsa Indonesia.
“Akan lebih berbahaya jika anak-anak tidak mengerti bangsanya, tidak mengerti ideologi bangsanya dan lebih mengetahui ideologi bangsa lain.
Hal ini yang berbahaya dan harus ditangkal sedini mungkin. Karena semenjak Reformasi tahun 1998 hingga sekarang dengan tidak adanya P4, setidaknya dengan pertambahan jumlah penduduk dihitung sekitar 97 juta anak Indonesia itu kurang bahkan tidak mendapatkan literasi tentang Pancasila dan Kebangsaan.
“Kita bersyukur pemerintah sekarang sudah menyadari hal itu dan sejak 5-10 tahun terakhir kita sudah mulai melakukan wawasan kebangsaan lagi. Kita gugah kembali mereka yang lupa, kita gugah kembali agar mereka sadar bahwa kita ini berbangsa satu, bertanah air satu, berbahasa satu dengan dasar negara Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945,” tutur Nanda.
Dia juga mengapresiasi kepada warga yang hadir. Biasanya warga yang hadir hanya sekitar 100 orang tapi di Makroman kurang lebih 200 orang, ini luar biasa.
“Sosialisasi wawasan kebangsaan ini menjadi tugas wakil rakyat, menjadi bagian dalam menjaga NKRI dengan terus mensosialisasikan tentang bagaimana mencintai bangsa ini,” ucapnya.
Sementara Ketua RT 23 Suprianto mengucapkan terima kasih atas kehadiran Anggota DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan kepada warga Makroman.
“Selain mendapatkan materi wawasan kebangsaan, warga juga bisa bertatap langsung dengan wakil rakyat . Semoga kegiatan sosialisasi ini bermanfaat untuk warga kami,” kata Suprianto (Ahmad/ADV/DPRD Kaltim)