SOSIALISASI Program Perlindungan Perempuan yang baru-baru ini digelar mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang hadir di kegiatan tersebut. Ini adalah bukti nyata, betapa pentingnya upaya perlindungan perempuan. Sosialisasi itu menjadi panggung untuk menyampaikan pesan-pesan dan edukasi yang krusial mengenai perlindungan perempuan.
Tak hanya itu, sosialisasi ini juga menjadi wadah kolaborasi, antara Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, serta Pusat Penelitian, Pengembangan, dan Klinik Hukum (Puslit) Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Samarinda.
Sebagaimana dilontarkan, salah satu peserta sosialiasi, Ria, dengan sukacita menyatakan, “Kami merasa bangga dan bersyukur atas kolaborasi luar biasa antara DKP3A Kaltim dan Puslit Untag 1945 Samarinda dalam menyelenggarakan acara ini.”
Sosialisasi ini adalah langkah awal dalam misi untuk memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan perempuan dan menggarisbawahi isu-isu yang sering kali terlupakan.
Para narasumber yang berbicara dalam kegiatan ini, termasuk Wakil Dekan Fakultas Hukum Untag Samarinda yang berpengalaman, Fatimah Asyari, SH, MHum, dan pengacara terkemuka, Raja Ivan Haryanto, SH, memberikan wawasan yang tak ternilai dalam menangani isu-isu sensitif yang terkait dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Salah satu titik sorot utama dalam sosialisasi ini adalah pernikahan dini, yang seringkali menjadi akar penyebab KDRT. Para narasumber dengan bijak membongkar kerumitan masalah ini, mengingatkan kita semua bahwa pernikahan siri dan pernikahan tanpa dasar hukum yang kuat adalah tantangan serius yang harus dihadapi.
Kolaborasi yang luar biasa antara DKP3A Kaltim dan Puslit Untag 1945 Samarinda menjadi penyemangat bagi perubahan yang lebih baik dalam upaya perlindungan perempuan. Sosialisasi ini bukan hanya sekadar pertemuan biasa, tetapi panggilan kepada semua orang untuk aktif dalam menjaga hak dan martabat perempuan di tengah masyarakat.
Sosialisasi Program Perlindungan Perempuan ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan langkah pertama dalam komitmen bersama untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan. Semoga semangat yang terpancar dari acara ini akan terus memantik semangat kita dalam menjalani misi mendidik dan melindungi perempuan. (*/adv)