Samarinda – Terlihat bahwa menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan petani bukanlah pilihan utama karier di Kaltim, yang disoroti oleh penurunan drastis jumlah pekerja dalam kedua bidang tersebut.
Hal tersebut menjadi sorotan serius Anggota DPRD Kaltim, Bagus Susetyo, yang memperoleh informasi dari OPD terkait mengenai penurunan jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan petani dalam beberapa tahun terakhir.
Situasi ini menjadi perhatian serius, terutama karena Kaltim tengah berupaya keras untuk meningkatkan pertanian dalam skala besar. Selain itu, Kaltim berencana menjadi pemasok bahan pertanian untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kondisi yang mengkhawatirkan karena berdampak pada menurunnya hasil produksi pertanian dan pemenuhan pangan lokal Kaltim. Kalau terus dibiarkan, Kaltim akan semakin bergantung pada daerah luar,” ungkapnya dengan kekhawatiran.
Bagus Susetyo menyoroti kekurangan SDM di bidang pertanian, menyatakan bahwa hal ini memprihatinkan dan perlu adanya tindakan konkret untuk mengatasi masalah ini.
Dia memahami bahwa petani atau PPL mungkin beralih profesi karena mencari kesejahteraan yang lebih baik, dan hal ini tidak dapat dihalangi.
“Tugas utama pemerintah adalah fokus pada pertanian agar mampu mensejahterakan para petani dengan cara yang menarik minat, terutama SDM muda di Kaltim. Pemetaan kawasan pertanian di seluruh Kaltim harus menjadi prioritas untuk mengantisipasi alih status lahan yang masih terjadi,” tambahnya.
Selain itu, Bagus Susetyo menekankan pentingnya memenuhi sarana dan prasarana pertanian, termasuk pembangunan irigasi dan jalan persawahan.
Dia juga menyebut bahwa ketersediaan pupuk berkualitas sangat vital, dan pemerintah perlu memastikan bahwa pupuk tersedia dengan harga terjangkau bagi para petani. (*/adv/dprd kaltim)