Samarinda – Ibu Kota Nusantara mampu menjadi magnet bagi orang luar Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mengadu peruntungan. Akibatnya beberapa wilayah mulai terasa padat.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Noryani Sorayalita yang menyebut perbedaan migrasi masuk dan keluar, yaitu sekitar 2.000 jiwa.
“Migrasi masuk sekitar 49 ribu, sedangkan migrasi keluar 47 ribu. Berarti lebih banyak pendatang yang datang ke Kaltim ini,” jelasnya.
Soraya mengatakan, kemungkinan migrasi masuk terjadi lebih banyak, akibat dari di pindahkannya Ibu Kota ke daerah Penajam Paser Utara (PPU) di Kaltim.
“Mungkin ini akibat dari perpindahan ibu kota, jadi banyak pendatang yang ke Kaltim untuk mengadu nasib,” tutup Soraya. (adv/DKP3A Kaltim)