Muara Badak – Dalam Sosialisasi Program Perlindungan Perempuan yang diinisiasi oleh Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim bersama Pusat Penelitian, Pengembangan, dan Klinik Hukum Untag Samarinda, Ika Ardila, warga RT 01, Desa Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, menyampaikan keprihatinannya terkait anak-anak yang menjadi korban perceraian, mengakibatkan kondisi emosional mereka sulit untuk diarahkan ke hal yang positif.
Ika Ardila menyatakan, “Seringkali kami melihat banyak anak-anak yang menjadi korban perceraian, dan ini berdampak pada kondisi emosional mereka. Anak-anak sulit diarahkan ke hal yang positif, karena mereka mengalami trauma dan kebingungan akibat perubahan yang signifikan dalam kehidupan keluarga mereka.”
Menurutnya, perceraian bukan hanya merugikan para pihak yang terlibat, tetapi juga memberikan dampak yang serius pada perkembangan anak-anak. Mereka cenderung mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan hubungan interpersonal yang dapat mempengaruhi prestasi akademis, kesehatan mental, dan perilaku sosial mereka.
Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim bersama Pusat Penelitian, Pengembangan, dan Klinik Hukum Untag Samarinda menyadari pentingnya perlindungan dan dukungan terhadap anak-anak dalam situasi perceraian. Mereka menegaskan, upaya perlindungan perempuan juga harus merangkul aspek perlindungan anak, dengan memberikan pendekatan dan solusi yang holistik untuk mendukung anak-anak agar tetap dapat berkembang secara sehat dan positif meskipun menghadapi situasi rumit akibat perceraian.
Harapannya, melalui kegiatan sosialisasi ini, masyarakat dapat lebih sadar akan dampak perceraian terhadap anak-anak dan bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan aman, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik meskipun dalam situasi keluarga yang kompleks. (adv/dkp3a kaltim)
