Samarinda – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop) Kalimantan Timur menjajaki ekspor produk olahan rumput laut ke beberapa negara tujuan.
“Rumput laut Kaltim menjadi bahan baku pada industri kosmetik dan kesehatan. Tepung yang dihasilkan dari rumput laut ini memiliki peran penting dalam pembuatan kapsul obat dan produk kosmetik,” ujar Kepala Disperindagkop Kaltim Heni Purwaningsih di Samarinda, Senin.
Selama ini, menurutnya, komoditas rumput laut dari Kaltim banyak diekspor dan diolah menjadi karagenan di luar negeri, kemudian diimpor kembali oleh perusahaan dalam negeri untuk dijadikan berbagai produk.
“Ini ironis, kenapa kita tidak bisa memproduksi karagenan sendiri dan mengurangi ketergantungan impor produk olahan,” tambahnya.
Menurut Heni, spesies rumput laut yang banyak digunakan untuk keperluan tersebut adalah Eucheuma Cottonii dan Gracilaria, yang biasa diolah menjadi bahan pangan. “Khusus untuk kosmetik dan kesehatan, spesies Eucheuma Cottonii sangat diminati pasar internasional,” jelasnya.
Terbaru, katanya, pelaku UKM di Palaran, Samarinda, berhasil mengekspor rumput laut ke China. Ini merupakan langkah besar karena untuk masuk ke pasar China, sertifikasi dan persyaratan sangat ketat.
Dari 15 pelaku UKM perikanan di Kaltim yang melakukan ekspor, sebut Heni, beberapa di antaranya telah mendapatkan sertifikasi yang diperlukan, seperti Surat Kelayakan Pengolahan (SKP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACPP), hingga Health Certiticate (HC).
Ia juga menambahkan bahwa ada pelaku usaha lain seperti CV Tiga A, eksportir kepiting, yang telah mendapatkan sertifikat serupa.
“Kami sedang mempersiapkan bengkel kerja dan peralatan untuk mengolah rumput laut menjadi karagenan dan berencana mengundang para wartawan untuk melihat proses produksi tersebut,” katanya.
Sektor perikanan dan kelautan di Kaltim diharapkan dapat menjadi sektor unggulan yang mampu menggantikan dominasi pertambangan. “Kami juga telah mendampingi ekspor pisang kepok yang kini telah menembus pasar Jepang,” tutur Heni.
Pihaknya berencana untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan besar, untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM di sektor perikanan dan kelautan.
“Kolaborasi ini penting untuk memetakan potensi dan peluang yang ada dengan lebih jelas,” kata Heni.
Dengan inisiatif dan kerja sama yang terjalin, diharapkan ekspor produk-produk lokal seperti rumput laut dan pisang kepok dapat terus meningkat dan membuka peluang pasar baru bagi Indonesia, khususnya Kalimantan Timur.(Fan)