Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur Syarifatul Sya’diah berkomitmen untuk mendorong peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Berau.
Syarifatul menyoroti pentingnya akses kesehatan yang memadai bagi seluruh masyarakat, terutama ibu hamil. Ia menekankan bahwa pemahaman yang baik tentang gizi selama kehamilan sangat penting untuk mencegah stunting pada anak.
“Jangan lagi ada ibu hamil yang tidak tahu tentang gizi sehingga anaknya kurang sehat atau stunting,” tegasnya di Samarinda, Kamis (7/11),
Untuk meningkatkan layanan kesehatan di Berau, Syarifatul mengungkapkan bahwa pemerintah daerah tengah membangun rumah sakit baru yang ditargetkan bertipe B.
“Keinginan kami dan seluruh masyarakat tidak lagi merujuk pasien untuk cuci darah atau sakit lainnya ke Balikpapan atau Samarinda,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberadaan rumah sakit baru ini diharapkan dapat mengurangi beban rujukan ke kota-kota besar, sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik di Berau. Selain itu, Syarifatul juga menyoroti keberadaan Rumah Sakit Pratama di Talisayan yang dinilainya semakin baik dengan hadirnya dokter spesialis.
“Ini mengurangi jumlah masyarakat yang sakit untuk dikirim ke Berau,” katanya.
Syarifatul berharap dengan adanya peningkatan fasilitas kesehatan, masyarakat Berau, khususnya di daerah-daerah terpencil, tidak lagi kesulitan mengakses layanan kesehatan.
Selain kesehatan, Syarifatul juga fokus pada peningkatan kualitas pendidikan di Berau. Ia menyadari bahwa kualitas pendidikan di Berau masih perlu ditingkatkan, terutama jika dibandingkan dengan daerah-daerah di Pulau Jawa.
“Dari segi pendidikan, kami dari DPRD, kebetulan saya kemarin di unsur pimpinan DPRD juga, sudah berupaya agar jatah pendidikan 20 persen bisa teranggarkan dengan baik di APBD,” jelasnya.
Meskipun anggaran pendidikan masih belum ideal, Syarifatul dan pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan pelayanan pendidikan. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain memberikan 1.000 laptop gratis untuk guru dan membangun 1.000 titik WiFi gratis.
“Ini juga untuk meningkatkan digitalisasi di kampung-kampung agar anak-anak tidak ketinggalan,” jelasnya.
Syarifatul menyadari bahwa kondisi geografis Berau yang terdiri dari pedalaman dan pesisir menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan akses pendidikan.
“Kadang masih banyak daerah blank spot. Makanya kita upayakan ke depan telekomunikasi bisa masuk ke Berau, jaringan-jaringan sehingga enggak ada lagi yang blank spot,” pungkasnya.(Fan/Adv)