Salehuddin menilai penerapan UN bagus untuk mengukur kompetensi siswa

Loading

Anggota DPRD Kalimantan Timur, Salehuddin (Foto:Fan)

Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Salehuddin, menilai  penerapan kembali Ujian Nasional (UN) memiliki nilai positif dalam mengukur kompetensi siswa. Meskipun isu tentang kembalinya UN masih menjadi perdebatan.

“Plus minusnya sebenarnya kalau kita bicara masalah tanpa UN, harusnya ada indikator. Entah itu uji kompetensi misalnya, itu harus ada di kantor untuk menentukan apakah metode pembelajaran itu bisa dilaksanakan kemudian sesuai dengan parameter,” katanya  di Samarinda, Kamis.

Menurutnya, UN merupakan salah satu instrumen untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. “UN itu bagian dari totalitas keseluruhan kemampuan siswa atau peserta didik,” tambahnya.

Salehuddin menekankan pentingnya indikator yang jelas untuk mengevaluasi efektivitas proses pembelajaran. “Harus ada indikator untuk kita evaluasi. Nah, salah satunya dulu tidak ada UN tapi diganti dengan uji kompetensi dengan beberapa survei. Survei misalnya termasuk karakter atau segala macam, oke itu juga bagian dari proses evaluasi sebenarnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Salehuddin menyatakan bahwa UN dapat memberikan gambaran umum tentang keberhasilan proses pembelajaran di Indonesia.

“UN mungkin tidak menentukan apakah dia lulus atau tidak, tapi paling tidak mungkin juga akan memberikan gambaran sejauh mana proses pembelajaran itu bisa berhasil atau bisa diperbaiki,” paparnya.

Salehuddin menyimpulkan bahwa inti permasalahan bukanlah ada tidaknya UN, melainkan keberadaan indikator yang jelas untuk mengevaluasi proses pembelajaran.

“Ada tidaknya UN atau kulitnya itu kalau hemat saya ini ya,” tegasnya.

Ia juga mengakui bahwa UN memiliki sisi positif. Ujian nasional juga ternyata dibutuhkan untuk mengevaluasi apakah metodologi kurikulum yang sudah dijalankan itu berhasil atau tidak.

Salehuddin menambahkan bahwa evaluasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik melalui UN maupun instrumen lainnya.

“Perlu ada posisi evaluasi itu ya, lewat UN maupun apapun namanya,” katanya.

Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa UN bukanlah satu-satunya faktor penentu kelulusan siswa. “UN kan bagian dari instrumen untuk mengevaluasi proses pembelajaran,” katanya. (Fan/Adv)