Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membemtuk Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk sepuluu kabupaten dan kota di Kaltim dalam upaya menjaga keamanan digital di era transformasi teknologi digital.
“Transformasi digital dalam pelayanan publik tidak hanya sebatas mengganti proses manual dengan sistem komputerisasi, tetapi juga mencakup perubahan budaya organisasi, pengembangan infrastruktur, serta memastikan warga negara dapat merasakan manfaat dari teknologi digital,” ungkap Sekretaris Daerah Prpvinsi Kaltim Sri Wahyuni saat meresmikan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di Samarinda, Kamis.
Sekda berharap pejabat tinggi daerah, hingga kepala Dinas Kominfo Kabupaten/Kota, dapat memberikan dukungan penuh terhadap pembentukan CSIRT ini.
“Siap atau tidak, kita sebagai pemerintah harus siap melawan serangan siber. Ini adalah dampak dari kemajuan teknologi yang semakin canggih,” tegas Sri Wahyuni.
Menurut Sri Wahyuni, penanganan dan pengelolaan insiden keamanan siber merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis dan operasional suatu institusi atau organisasi, termasuk sektor pemerintah daerah.
Implementasi kegiatan persandian dan pengelolaan insiden siber, lanjut Sri Wahyuni membutuhkan sinergi dan kolaborasi berbagai pihak.
Tidak hanya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai lembaga keamanan siber dan sandi di Indonesia, tetapi juga dukungan serta kerja sama lintas instansi, termasuk sektor pemerintahan daerah.
“Dengan terbentuknya Tim Tanggap Insiden Siber ini, diharapkan dapat menjadi salah satu langkah dalam menangani serangan siber yang semakin masif,” jelas Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni menambahkan ekosistem keamanan siber perlu dibangun agar setiap daerah memiliki ketahanan dan kemampuan yang cukup untuk menangani serangan siber secara efektif.
“Beberapa tahapan dan kelengkapan dalam pembentukan CSIRT juga perlu dipenuhi, tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kaltim, Muhammad Faisal menyampaikan peresmian ini merupakan salah satu langkah penting dalam menghadapi ancaman serangan siber yang terus berkembang.
Pembentukan tim ini, lanjut Faisal juga perlu didukung dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemutakhiran perangkat teknologi informasi (baik perangkat keras maupun perangkat lunak), serta perbaikan sistem pertahanan siber.(*)