Samarinda – Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis menyebutkan pentingnya database disektor pertanian yang komprehensif untuk memetakan potensi wilayah pertanian di Kaltim.
“Kaltim memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan, mengingat luasnya wilayah yang tersedia belum digarap maksimal,” katanya di Samarinda,Jumat.(22/11)
Ia mengatakan , langkah tersebut menjadi fondasi penting untuk merancang cetak biru ketahanan pangan, terutama sebagai daerah penyangga kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Diakuinya Kaltim belum punya data konkret soal pertanian di setiap kabupaten/kota. Berapa luas lahannya? Bagaimana kualitas tanahnya, subur atau tidak? Cocoknya ditanami apa?
“Kalau kita punya database lengkap, saya yakin kita tidak perlu lagi mengandalkan pasokan dari luar. Kita bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri,” katanya.
Ananda menekankan pentingnya pemetaan menyeluruh dari hulu ke hilir, mulailah dengan database. Setelah itu, pemerintah harus menjadikannya prioritas, dari pusat hingga kabupaten/kota.
“ Selain fokus pada SDA, kita juga harus memastikan ketahanan pangan, terutama untuk kebutuhan kita sendiri,” tuturnya.
la juga mendorong pemerintah pusat juga memberikan perhatian lebih pada pengembangan food estate di Kaltim sebagai salah satu solusi strategis. Kebijakan tersebut tentunya tetap berpihak pada kesejahteraan petani lokal.
Ananda mengakui tak dipungkiri Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim masih bertumpu pada sektor sumber daya alam, terutama pertambangan.
Kehadiran Ibu Kota Nusantara membawa dinamika baru bagi Kalimantan Timur, salah satunya akan melonjaknya kebutuhan pangan seiring pertambahan jumlah penduduk.
Dia juga menyangkan disaat Kaltim menuju swasembada pangan, ironisnya terjadi penurunan produksi padi di tengah meningkatnya permintaan.
“Penyebabnya adalah maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan area pertambangan. Hal itu Kaltim masih bergantung pada suplai pangan dari daerah lain seperti Jawa dan Sulawesi,” kata Ananda.(Adv)